Membayangkan berjualan online itu menarik sekaligus menyeramkan. Di satu sisi kita melihat ada kurang-lebih 90 juta pengguna internet di Indonesia, ada pasar besar di sini.
Tapi di sisi lain, sepertinya cara mulainya rumit.
Berurusan dengan teknologi, yang ngerasa gaptek sudah putus asa sebelum mulai.
Padahal seandainya ada langkah demi langkah yang bisa diikuti seperti melipat origami waktu TK dulu…pasti banyak penjual offline yang ikut online.
…Inilah panduannya.
Setelah membaca artikel ini, anda akan tahu apa saja yang bisa anda lakukan saat ini juga untuk mulai berjualan online.
Bahkan bagi yang baru pertama kali mengakses internet.
Satu kesalahan besar (yang masih saja dilakukan)
Sebenarnya berjualan secara online sekarang ini sangat mudah, sejak adanya marketplace (pasar online).
Contohnya seperti FJB Kaskus, OLX, Tokopedia.
Dalam 5 menit dari sekarang juga anda sudah bisa mulai jualan dan mendapatkan pembeli. Enak kan?
Atau di social media…Facebook, Instagram, dan BBM.
Bahkan beberapa penjual benar-benar hanya mengandalkan marketplace atau social media untuk berjualan, tanpa membuat website sendiri.
Memang bisa…
Tapi ada kelemahan besar di baliknya.
Pertama, tempat-tempat berjualan itu bukan milik anda sendiri. Ibaratnya anda menumpang jualan di rumah orang lain.
Akibatnya sewaktu-waktu anda bisa ditutup…
Selain itu, anda juga jadi terlihat tidak ada bedanya dengan penjual lain. Ini tidak bagus untuk jangka panjang, karena anda tidak akan dikenal.
Kedua, sulit berkembang.
Saya sering melihat orang yang 100% mengandalkan social media untuk berjualan. Bisnisnya stabil…tidak kehabisan pembeli memang, tapi dari dulu begitu-begitu saja.
Solusinya?
Gunakan keduanya.
Membesarkan website sendiri butuh waktu, anda bisa memanfaatkan marketplace dan social media untuk memperkenalkan mereka ke website anda sendiri.
Langkah #0 – Belum tahu mau jualan apa?
Ini permasalahan terbesar dari orang yang ingin berbisnis.
(Kalau anda sudah tahu apa yang akan dijual, lanjutkan ke langkah #1)
Silahkan baca salah satu artikel ini:
Pilihan terbaik untuk yang rela sedikit lebih repot sebenarnya membuat produk sendiri. Produk digital tidak sulit dibuat asalkan sudah tahu apa kemampuan anda yang bisa dijadikan produk.
Atau bisa juga menjual jasa.
Opsi lainnya, menjadi reseller atau dropshipper.
Untuk mencari supplier-nya, baca artikel pertama tadi.
Yang jelas, permasalahan ini harus anda selesaikan sendiri…karena andalah yang paling tahu apa yang ingin anda jual untuk bisnis jangka panjang.
Langkah #1 – Membangun pondasi website penjualan
Seperti yang sudah disebutkan tadi, menumpang di “rumah” orang lain saja tidak cukup. Dalam jangka pendek mungkin bisa…tapi tidak untuk jangka panjang.
Anda harus punya website sendiri.
Butuh biaya…untuk hosting dan domain.
Tapi biaya ini tidak ada apa-apanya dibandingkan pendapatan yang akan anda peroleh dari penjualan.
Kalau anda benar-benar mulai tanpa modal, 0 Rupiah, tidak perlu langsung membuat website. Jual produk/jasa pertama anda dulu baru gunakan uangnya untuk membangun website.
Harganya?
Biaya hosting per bulan hanya sekitar Rp 20.000 – 30.000 dan harga domain sekitar Rp 100.000 per tahun (atau kurang dari Rp 10.000 per bulan).
Dengan kata lain kalau misalnya profit anda 10ribu dari 1 produk, berarti terjual 2-4 sebulan juga sudah “balik modal”.
Bikin toko online atau jualan langsung?
Bicara tentang jualan online, biasanya berkaitan dengan toko online atau ecommerce.
Padahal mungkin anda tidak butuh toko online.
Sebagian besar orang biasanya hanya menjual 1-5 produk secara online. Kalau anda juga seperti ini, jangan membuat toko online yang punya bermacam-macam fitur.
Justru repot…
Waktu anda malah terbuang di pengaturan ini-itu. Padahal kalau jenis barang cuma sedikit, akhirnya website akan terlihat kosong.
Solusinya: buat 1 halaman untuk 1 jenis barang.
Jadi anda membuat satu halaman penjualan masing-masing untuk tiap produk. Di satu halaman ini berisi judul, gambar/video, penjelasan, dan cara membeli.
Tapi kalau anda punya puluhan produk, sistem ecommerce akan jadi lebih mudah.
1a. Tanpa sistem toko online
Sekali lagi, ini kalau anda hanya menjual 1-5 jenis produk/jasa.
Halaman seperti ini saja sudah cukup:
Meskipun tidak pernah membuat website sebelumnya, menyusun halaman seperti di atas hanya memakan waktu kurang dari 10 menit.
Pertama, baca panduan instalasi WordPress oleh Maxmanroe. (< 5 menit)
Pilih theme sesuai selera.
Atau langsung download dari website anda (Dashboard > Appearance > Themes > Add New). (< 1 menit)
Buat page baru (Dashboard > Pages > Add New) untuk masing-masing produk. Sertakan semua informasi yang dibutuhkan produk tersebut di tiap halaman.
Baca panduan copywriting untuk landing page supaya halaman penjualan anda mampu menarik minat pembeli.
Selesai…
Tapi homepage-nya masih kosong.
Kalau anda hanya menjual 1 produk, gunakan halaman tadi sebagai homepage.
Atau anda bisa membuat 1 page khusus yang berisi daftar produk yang dijual, keterangan mengenai bisnis/diri anda, dan sebagainya.
Untuk mengatur halaman mana yang jadi homepage: Dashboard > Settings > Reading > Front page displays, pilih Posts page.
Langkah di atas merupakan cara paling sederhana yang bisa dilakukan oleh mereka yang ingin mulai tanpa modal dan tanpa pengetahuan coding sedikitpun.
Punya modal ekstra? Pertimbangkan menggunakan salah satu:
- OptimizePress ($97/tahun)
- LeadPages ($25/bulan)
- Unbounce ($49/bulan)
- Thrive Content Builder ($59)
- Visual Composer ($33)
Tool dan plugin di atas akan memudahkan anda untuk membuat landing page dengan desain yang lebih indah, tanpa mengerti urusan teknikal.
1b. Dengan sistem ecommerce
Ecommerce lebih mudah daripada cara di atas apabila anda punya puluhan produk, karena sudah terintegrasi dengan sistem keranjang belanja, pembayaran, pengiriman, inventory, dan lain-lain.
Ada banyak pilihan ecommerce-nya, ini yang paling populer:
WooCommerce sendiri sebenarnya hanya sebuah plugin untuk WordPress.
Jadi kalau anda sudah terbiasa menggunakan WordPress, WooCommerce mungkin bisa jadi pilihan terbaik.
Ini seri panduan lengkap untuk membuat toko online dengan WooCommerce oleh Dapur Uang. Dari seri panduan ini saja anda akan bisa membuat toko online dari 0 sampai jadi.
Yang sama sekali tidak ingin repot, bisa gunakan jasa pembuatan toko online atau gunakan platform Shopify.
Langkah #2 – Membangun pondasi social media
Sebagai penjual, tentunya kita harus mengundang pembeli supaya datang…untuk itu kita akan masuk ke tempat yang banyak orangnya, social media.
Tapi ingat:
Social media adalah sarana pemasaran dan komunikasi dengan kustomer, BUKAN sebagai tempat jualan utama anda.
Undang mereka ke website anda untuk membeli.
Perlu diingat juga bahwa tidak semua produk/jasa bisa berhasil dipasarkan dengan social media. Lihat kembali target pasar anda.
Beberapa social media yang umum digunakan sebagai sarana pemasaran:
- BBM
Tidak harus semua…
Justru lebih sedikit lebih baik, karena anda bisa jadi lebih fokus.
Jadi pastikan dulu di awal, target pasar anda sebagian besar aktif di mana. Lalu anda juga akan aktif di social media yang sama.
2a. Facebook
Yang pertama kali harus anda lakukan:
- Buat page untuk bisnis anda
- Gunakan foto dan cover yang bagus
- Lengkapi semua deskripsi usaha
- Sertakan link ke halaman website
Jejaring sosial yang satu ini kelihatannya mudah, tapi sebenarnya justru paling sulit.
Oleh karena itu jangan sembarangan.
Facebook punya filter spam yang luar biasa ketatnya…parahnya lagi anda tidak akan diberitahu kalau anda sudah dicap sebagai tukang spam.
Makanya banyak orang yang justru jadi buang-buang waktu di Facebook.
Page ini punya lebih dari 27ribu like:
Tapi semua post-nya seperti ini…tidak ada yang berkomentar/like/share.
Mengapa bisa begitu?
Ada 3 kemungkinan penyebabnya:
- Beli LIKE dari orang lain atau dengan iklan FB
- Post-nya tidak ada yang menarik
- Terlalu sering ngepost (optimalnya 2x sehari)
Jangan pernah beli like!
…meskipun menggunakan Facebook Ads yang resmi.
Kalau anda punya banyak follower, tapi tidak pernah ada yang berinteraksi dengan semua post anda…maka lambat laun semua post dari anda tidak akan pernah bisa muncul di News Feed orang lain.
Usahakan setiap post anda mendapatkan banyak like/share/komentar.
Ini yang bisa anda post:
- Tren atau berita dalam industri yang terkait dengan bisnis anda
- Foto yang menarik dengan kualitas yang baik
- Kisah inspiratif atau kata mutiara
- Foto produk – tetapi harus tetap menarik
Perbandingannya 9:1, setelah 9 kali mengirim post yang menarik barulah anda boleh 1 kali mempromosikan produk.
Foto produknya pun harus tetap berkualitas.
Seperti ini:
(produk yang dijual keranjang tidur untuk camping)
2b. Instagram
Ini kenapa Instagram jadi populer untuk bisnis:
Di Facebook engagement rate tiap post hanya sekitar 0,05-1%, sementara di Instagram mencapai 4,21%. Artinya foto anda akan mendapatkan lebih banyak interaksi (berupa komentar/like).
Makanya di Indonesia (bahkan dunia) banyak bisnis yang aktif di Instagram.
Ini yang pertama kali anda lakukan di Instagram:
- Buat akun (harus dari iOS/Android)
- Lengkapi bio dengan kontak untuk dihubungi
- Pasang link website di profil
Tips tiap kali mengirim foto ke Instagram:
- Foto harus indah (kalau tidak bisa menyediakan foto yang bagus, lebih baik jangan gunakan Instagram)
- Gunakan 5-10 #hashtag yang relevan
- Jumlah post yang optimum 1-2 kali sehari (bisa lebih kalau memang foto dari anda menarik)
- Untuk foto produk sertakan juga deskripsi, harga, dan cara membeli
- Jangan berkomentar spam ke foto orang lain yang tidak berkaitan
Mari kita lihat contoh yang salah dulu:
Fotonya sama sekali tidak menarik untuk dilihat…ditambah lagi banyak foto yang diulang-ulang. Follower anda akan kabur kalau seperti ini caranya.
Selanjutnya kita lihat contoh yang baik, dari BerryBenka. Dengan 50ribu follower.
Mereka menaruh slogan, kontak, dan link website di profil. Foto yang di-post juga menarik untuk dilihat karena kualitasnya bagus.
Ini foto produknya:
Disertai penjelasan, hashtag, harga, dan cara membeli.
Karena fotonya bagus, maka follower yang tidak ingin untuk membeli pun tidak akan unfollow.
2c. BBM (BlackBerry Messenger)
Salah satu aplikasi chatting terbesar di Indonesia yang sering disalahgunakan.
Meskipun banyak yang mengaku BBM bisa sebagai tempat berjualan, tapi sebagian besar orang yang berjualan di aplikasi ini gagal.
Malah mungkin tidak ada yang berhasil, dalam jangka panjang.
Itu karena BBM memang bukan tempat jualan…kita aktif di BBM bukan untuk mencari produk, melainkan untuk berkomunikasi.
Maka dari itu manfaatkan lah aplikasi ini untuk komunikasi saja.
Ini yang harus anda lakukan di BBM:
- Buat akun
- Gunakan nama, foto, dan personal message yang mewakili bisnis anda
- Taruh PIN BBM di website dan social media
- Jangan pernah kirim broadcast message
- Jangan gonta-ganti foto & personal message
- Jangan invite kontak sembarangan
Saran di atas bertentangan dengan artikel-artikel lain yang mungkin pernah anda baca sebelumnya.
Karena memang pada kenyataannya, tidak ada orang yang suka mendapatkan pesan broadcast yang berisi penjualan. Meskipun dari penjual yang mereka add sendiri sebelumnya.
Begitu pula dengan update foto dan personal message.
Lama-kelamaan kontak anda pasti akan dihapus.
Solusinya bagaimana?
…tidak ada solusi.
Kalau anda tidak ingin bisnis anda dibenci oleh orang lain, jangan pernah gunakan BBM untuk berjualan.
Sebagai alternatif, coba gunakan LINE@.
Konten yang anda kirimkan tetap harus menarik, sama seperti tips pada Instagram dan Facebook.
Jangan salah paham dulu…
Saya tidak menyuruh anda untuk tidak menggunakan BBM sama sekali.
Ada baiknya anda tetap punya akun BBM karena BBM masih merupakan sarana berhubungan yang paling umum dan murah dengan calon kustomer secara online.
Langkah #3 – Mendapatkan penjualan pertama
Membuat pondasi website dan social media itu mudah…tantangan sebenarnya adalah mendapatkan pembeli pertama anda.
Tidak bisa menjual berarti bisnis anda akan gagal.
Ada beberapa faktor penentu keberhasilan penjualan yang sudah jelas. Misalnya harganya bersaing, kualitasnya baik, pelayanannya ramah.
Mari kita asumsikan anda sudah yang terbaik dalam 3 hal itu.
Belum tentu juga bisa mendapatkan pembeli…
Mengapa?
Karena 90% yang ada di pasaran sama dengan anda. Harga dari si A dan si B tidak jauh berbeda, kualitasnya pun sama-sama unggul. Kalau begitu, ketiga hal tadi tidak lagi relevan… ya kan?
Harga rendah, kualitas tinggi, pelayanan ramah…ini saja belum cukup.
Jadi yang lebih penting yaitu bagaimana anda bisa muncul di depan wajah mereka, dan meyakinkan mereka untuk membeli dari anda.
Dalam langkah ini kita akan membahas cara mendapatkan pembeli bagi anda yang baru mulai berjualan online.
Satu hal lagi:
Jangan (hanya) mengandalkan SEO.
Anda butuh waktu berbulan-bulan untuk bisa mencapai halaman pertama. Ditambah lagi kalau anda cuma bergantung dengan SEO, kemungkinan besar anda tidak akan pernah berhasil.
Hasil dari SEO nanti akan datang dengan sendirinya…
Untuk sekarang, lakukan langkah-langkah ini:
3a. Gabung di pasar online
Meskipun tadi saya mengatakan bahwa anda sebaiknya tidak memanfaatkan marketplace untuk jangka panjang, tapi dalam prakteknya sangat efektif untuk mendapatkan pembeli.
Terutama ketika anda baru pertama kali berjualan.
Ini karena di website-website tersebut sudah ada banyak orang yang siap membeli.
Ada 2 kondisi dimana marketplace jadi efektif:
- Produknya sudah umum dicari (misalnya: kabel charger iPhone)
- Anda tidak tahu bagaimana cara mendatangkan pengunjung
Mengembangkan website sendiri butuh waktu…
Tidak bisa website baru langsung dikenal oleh banyak orang dalam waktu instan.
Karena itu berjualan di marketplace bisa jadi solusinya sambil memperkenalkan bisnis anda dan website anda. Tapi, ingat lagi…jangan 100% mengandalkan marketplace.
Ini beberapa marketplace yang populer di Indonesia:
3b. Buat konten dan distribusikan
Tidak ada yang ragu bahwa social media dan situs komunitas merupakan tempat terbaik untuk mendatangkan pengunjung dengan cepat.
Tapi banyak juga yang gagal…karena cara promosinya salah.
Ini masalahnya:
Mereka langsung mempromosikan link menuju homepage-nya atau halaman penjualannya ke situs komunitas.
Di internet ada 3 jenis orang:
- Mencari informasi
- Mencari hiburan
- Membeli produk/jasa
Dan yang ada di situs komunitas hanya tipe 1 dan 2.
Artinya kalau anda menaruh link yang isinya tentang penjualan, hasilnya ada 2: ditendang keluar, atau dicap sebagai spammer.
Percuma.
Tapi meskipun begitu bukan berarti anda tidak bisa promosi di situs komunitas…bisa, caranya yang harus diubah.
Seperti ini:
- Temukan situs komunitas yang sesuai dengan bisnis anda
- Cari permasalahan utama dari orang-orang di sana
- Buat konten yang bisa menjadi solusi permasalahannya
- Distribusikan
Karena sebagian besar orang yang ada di internet ingin mendapatkan informasi, maka strategi seperti ini sangat efektif untuk memperkenalkan mereka dengan bisnis anda dan mendapatkan pembeli.
Bukan hanya itu, website anda juga akan jadi mudah ditemukan lewat mesin pencari.
Lebih lanjut mengenai ini, baca panduan content marketing.
3c. Mulai bereksperimen dengan Facebook Ads dan Google AdWords
Facebook Ads dan AdWords merupakan 2 platform iklan digital terbesar saat ini. Selain volumenya besar, kualitas pengunjung dari keduanya juga tinggi karena tepat sasaran.
Kalau anda punya budget pemasaran, gunakan salah satu atau keduanya.
Panduan mulai beriklan:
- Beginner’s Guide to Facebook Advertising – AdEspresso
- Facebook Ads Guide
- AdWords Step by Step Starter Guide
Dibandingkan dengan metode pemasaran lain, iklan bisa mendatangkan banyak pengunjung sekaligus dalam waktu singkat.
Tetapi karena butuh biaya, maka anda harus bereksperimen untuk mendapatkan hasil terbaik dengan biaya terendah.
Pertanyaan terbesarnya:
Pilih Facebook atau AdWords?
Tidak ada jawaban yang pasti. Semua tergantung apa yang anda jual, dan ke siapa anda menjual…selain juga selera pribadi.
Ini kira-kira yang bisa anda jadikan pertimbangan:
- Kalau keyword yang anda inginkan banyak dicari lewat Google, gunakan AdWords. Kalau tidak, gunakan Facebook
- Interest dan demografi di Facebook lebih akurat
- Untuk konversi penjualan, AdWords lebih unggul (tapi umumnya harga per klik lebih mahal)
- Untuk konversi non-penjualan, Facebook lebih unggul
Beriklan secara online itu bereksperimen, anda hanya akan tahu mana yang terbaik setelah mencoba.
3d. Dapatkan endorsement dari selebgram
Meskipun secara pribadi saya belum pernah mencoba yang ini, tapi sepertinya banyak orang Indonesia yang mengaku mendapatkan hasil positif setelah di-endorse oleh seleb Instagram.
Cara kerjanya seperti ini:
- Cari akun Instagram yang followernya banyak dan merupakan target pasar yang tepat
- Kirimkan mereka produk dari anda dengan gratis
- Mereka akan merekomendasikan produk anda kepada followernya lewat foto
Jadi tanpa biaya tambahan selain mengirimkan produk.
Contohnya:
Ini bentuk yang paling sederhana, hanya berupa mention.
Ada tips yang lebih lanjut:
Kalau anda ingin mendapatkan banyak follower, bisa juga dengan cara membuat kontes kecil-kecilan.
Minta kepada si selebgram untuk memberitahu followernya bahwa anda mengadakan kontes untuk mendapatkan produk yang di-endorse.
Misalnya anda punya produk kosmetik.
Untuk bisa mendapatkan produk anda secara gratis, mereka harus mem-follow anda. Nantinya pemenangnya anda pilih dari daftar follower.
Bisa juga ditambah untuk menyuruh mereka mengupload foto koleksi make-upnya.
Dengan begitu, jangkauan akan semakin luas dan mereka punya alasan untuk mem-follow akun anda.
Tapi ingat, sebelum mulai akun anda sendiri sudah harus punya foto-foto yang menarik.
Thread di Kaskus ini punya segudang penjelasan tentang edorsement di Instagram.
3e. Dapatkan endorsement dari blogger
Sama seperti langkah 3d di atas, bedanya ini dari blogger. Jadi tidak perlu dijelaskan panjang lebar lagi.
Cara mencari bloggernya:
- Lewat Google: gunakan kata kunci – blogger + “topik”
- Komunitas blogger: seperti Blogger Perempuan
- Grup blogger di Facebook
Yang perlu diperhatikan dalam memilih blogger:
- Kualitas kontennya
- Desain websitenya
- Traffic-nya
- Komentar para pembacanya
3f. Lakukan AMA (Ask Me Anything) di forum komunitas
Sama seperti social media, forum online juga merupakan tempat yang sangat efektif untuk mendapatkan pembeli.
Tapi (lagi-lagi) anda akan diusir kalau hanya promosi.
Untuk bisa mempromosikan bisnis, anda minimal harus memberikan manfaat kepada anggotanya. Ini bisa dengan membuat thread/diskusi yang menarik atau menjawab thread orang lain.
Atau dengan menggabungkan keduanya:
Mengadakan AMA.
Istilah ini saya pinjam dari situs komunitas internasional, Reddit. Artinya ask me anything atau tanyakan apapun kepada saya (tentunya yang berkaitan dengan suatu topik).
Ini contohnya di Reddit:
Si orang ini membuat thread yang mempersilahkan anggota lain untuk menanyakan apapun tentang game research/analytics…dan ada 50 orang yang bertanya.
Perhatikan bahwa dia juga mengumumkan kalau dia meluncurkan produk baru.
Kedua pihak sama-sama diuntungkan.
Produknya dikenal oleh banyak orang…sementara orang lain bisa bertanya-tanya mengenai berbagai hal yang menarik buat mereka.
Topik dari AMA harus sesuai dengan bisnis anda…dalam kasus tadi produknya berkaitan dengan game research/analytics.
Oke, itu di luar negeri…bagaimana dengan Indonesia?
Ada juga, meskipun belum banyak:
Itu beberapa yang sudah mencoba melakukan.
Karena sebagai penjual anda (mestinya) paham betul dengan industrinya, maka tanya jawab seperti ini bukan masalah besar.
Misalnya anda menjual baterai smartphone, adakan AMA tentang baterai smartphone…akan ada banyak yang bertanya misalnya cara supaya baterainya awet.
Atau kalau anda seorang instruktur fitness, adakan tanya jawab soal bodybuilding.
Langkah #4 – Dari sekedar jualan menjadi sebuah bisnis
Berhasil menjual bukan berarti berhasil berbisnis. Sukses menjual kepada sekian ratus orang saja bukan berarti anda sudah punya sebuah bisnis.
Ada perbedaan besar.
Kalau anda hanya menjual, maka besar kemungkinannya beberapa tahun atau bulan ke depan aliran pemasukan anda berhenti.
Sedangkan target kita adalah membangun bisnis dengan jangka panjang.
Bahkan sampai anda usia pensiun nanti.
Lalu apa bedanya menjual dengan berbisnis?
Ini:
Gambar di atas biasa disebut marketing funnel, atau perjalanan seorang kustomer dari belum kenal sampai memutuskan untuk membeli.
Penjelasannya seperti berikut:
- Awareness: sadar dengan keberadaan anda
- Interest: tertarik dan ingin mempelajari lebih lanjut
- Consideration: memutuskan untuk mencoba
- Purchase: membeli
- Retention: tetap menggunakan layanan anda, loyal
- Advocacy: merekomendasikan anda kepada orang lain
Kalau anda hanya menjual, berarti prosesnya berhenti di nomor 4 — purchase.
Seorang penjual tidak memikirkan tahapan berikutnya yaitu retention dan advocacy yang merupakan hal utama dalam kelangsungan bisnis…kepuasan pelanggan.
Akibatnya ada 2:
- Penjualan tidak berkembang
- Lama-kelamaan usahanya akan mati
Retention dan advocacy tidak hanya diperoleh dari kualitas produk saja.
Karena kualitas (dan harga) itu sudah jadi spek dasar…orang tidak akan membeli kalau tidak memenuhi keduanya. Jadi semua yang ada di pasaran pasti sudah bersaing.
Jadi penentu kepuasan bukan cuma itu.
Maka dari itu anda harus melihat marketing funnel ini secara keseluruhan dari 1-6, bukan hanya fokus pada bagian menjual-menjual-menjual.
4a. Lakukan content marketing
Content marketing merupakan pemegang peranan terbesar dalam siklus marketing funnel.
Contohnya seperti yang sudah dijelaskan tadi, supaya orang lain bisa mengenal anda maka anda sebaiknya menyediakan konten yang bermanfaat.
…itu tahap awareness.
Bagaimana dengan iklan? Bukannya iklan lebih efektif mendatangkan banyak pengunjung?
Memang.
Tapi tidak semua bisnis bisa mengandalkan iklan untuk langsung mendapatkan penjualan. Lebih efektif kalau kita membuat mereka tertarik dulu…sambil membangun rasa percaya.
Artinya, meskipun dalam iklan anda butuh konten.
Untuk membangun awareness, jenis konten yang terbaik adalah yang mengedukasi dan memberikan manfaat.
Seperti konten yang dibuat Traveloka:
Karena bisnis startup mereka berhubungan dengan penjualan tiket pesawat dan hotel, maka mereka menyediakan konten panduan berwisata di Singapura melalui blognya.
Jadi orang yang ingin berwisata ke Singapura akan menemukan situs mereka.
Dan sebagian pembaca akan memutuskan langsung membeli tiket di Traveloka.
Untuk menyusun strategi content marketing anda sendiri, silahkan ikuti panduan content marketing ini.
4b. Lakukan list building dan email marketing
List building artinya proses mengumpulkan email dari calon kustomer.
Sedangkan email marketing merupakan proses pemasaran dengan email sebagai medianya.
Apa hebatnya email?
- Email marketing memberikan ROI sebesar 4.300%
- 66% kustomer memutuskan untuk membeli atas hasil email marketing
Statistik di atas dikutip dari Direct Marketing Association, 2013.
Ini karena email selalu jadi bagian dari kebiasaan kita. Bahkan karena email sudah terintegrasi dengan smartphone, maka email bisa (dan akan) jadi lebih efektif daripada SMS.
Jadi email terasa lebih personal daripada konten yang ditemui di blog misalnya.
Alurnya seperti ini:
- Pengunjung datang ke website karena upaya content marketing
- Tertarik dengan konten, lantas mereka mendaftarkan emailnya
- Anda mengirimkan konten yang bermanfaat lewat email
- Terakhir, melakukan penjualan lewat email
Kalau dilihat di marketing funnel tadi, email marketing merupakan metode yang tepat untuk mengoptimasi upaya pemasaran anda pada bagian consideration.
Itu sebabnya ROI dari email sangat tinggi.
Untuk mulai melakukan email marketing, baca panduan list building ini.
Jadi dengan menggabungkan content marketing dan email marketing, hubungan positif dengan pembeli juga akan tetap terjalin.
Sehingga bisnis anda sekarang sudah menyentuh keenam poin di marketing funnel.
Bukan hanya itu…
Bisnis anda menjadi sebuah siklus yang tidak berakhir. Anda sekarang sudah punya sistem untuk mendatangkan pengunjung dan menjual secara otomatis.
Sekian! Saatnya mulai jualan…
Itulah semua tahapan yang perlu anda ketahui untuk mulai berjualan.
Tidak sulit kan?
Semua langkah di atas tidak membutuhkan skill apapun untuk memulai, anda bisa belajar sambil jalan.
Tapi saya yakin masih ada juga yang akan berpikir ini sulit…
(Terutama mungkin karena panjang)
Maka dari itu, untuk tahu apakah ini sulit atau tidak…buktikan sendiri dengan langsung mencoba.
Kemudian kalau ada yang masih tidak dimengerti, tinggalkan komentar di bawah ini.
Ardian Dinar Pratama
saya , baru mau buat website untuk presentasi barang yang mau dijual gan ..
saat ini saya baru belajar – belajar dulu untuk hal pemasaran dan menyiapkan segala sesuatunya dulu hehe . Saya mau mulai beberapa pekan kedepan ( Belajar jadi Dropship dulu sambil membangun produk sendiri ) .
Mohon Doa nya gan ..
Salam Sukses
Yudha Andika Putra
Nice artikel mas. Sangat bagus dan mencerahkan. Ada beberapa pertanyaan mas, kalau misal kita hanya punya 1 – 5 produk saja, bagaimana mengoptimalkan instagram kita? secara kan produk kita tidak banyak, otomatis gambar kita juga terbatas mas. Ada saran mas? Terus misal produk kita bukan fashion, apa masih efektif menggunakan instagram dan endorsment mas ? Misal produk kita produk kesehatan. Sama apakah kalau jualan jasa juga bisa diaplikasikan mas tekhniknya ini ? Maaf kalau pertanyaanya bayak mas 🙂
Darmawan
Bisa… asal kita bisa jepret foto yang bagus, produk yang sama bisa dibuat jadi beda. Jadi nggak perlu punya banyak produk juga bisa dengan Instagram.
Produk di jenis apapun bisa. Kalau jasa mungkin ada yang nggak bisa, kecuali dari jasa ini ada “barang jadi” nya misalkan jasa konstruksi > barang jadinya rumah.
Yudha Andika Putra
Makasih banyak mas balasanya. Sudah lumayan tercerahkan. Tinggal take action aja ini. Sambil dikit2 belajar Instagram dan belajar edit serta cara jepret foto produk yang bagus. Sukses terus untuk Mas Darmawan.
Panggih Widodo
Selalu tercerahkan membaca tulisan2nya mas,..
Tanya donk mas,
List email yang udah kita dapat, apa perlu kita rawat interaksinya mas, berhubung ane lemah banget di copywriting, kalau mbikin tulisan suka mbelibet sendiri..
Yang kedua, kalau mau bikin gambar2 kaya di pim paling enak pake aplikasi apa yak,.. simple, tapi enak di liat..?
Matur Tenkyu,
Darmawan
Perlu, kalau dibiarkan nanti mereka bakal lupa dengan kita. Lama kelamaan email dari kita nggak ada yang buka.
Bikin gambar pakai kreativitas mas 😛 ditambah software desain grafis. Apapun bisa, Photoshop, Illustrator, CorelDraw.
kang mukti
selamat sore mas. . .mengenai poin ” 1a. Tanpa sistem toko online ”
Apakah halaman tersebut tetap di optimasi ? lalu bagaimana cara mengoptimasinya yang baik dan benar ?
Terima kasih
Darmawan
Kurang lebih sama dengan toko online karena sebetulnya bentuknya sama.
Optimasi ini tujuannya apa dulu? Kalau untuk mesin pencari (SEO) coba baca di artikel ini http://panduanim.com/seo-toko-online/
Muzzi
Kebetulan mas, saya juga baru mau berjualan online. Tapi, masalahnya sulitnya mencari tempat produksi di tempat tinggal saya. Ada beberapa produk lokal dan tradisional yang ingin saya jual. Apakah perlu riset kebutuhan konsumen dulu mas, takutnya nanti barangnya gak kejual? Terus saya mau menyasar konsumen luar negeri, untuk pengirimannya melalui apa yang bagus mas? Bagaimana tanggapan mas Darmawan. Terima kasih banyak mas.
Darmawan
Karena “produk lokal/tradisional” itu masih terlalu luas jadi saya kurang bisa kasih saran…
Untuk pengiriman supaya terjamin sih pakai nama yang sudah dikenal aja. Semacam UPS, DHL, dll.
Syakir Rahman
Keren dah. Posting dari mas Darmawan selalu lengkap. (y)..
Saya lagi bikin produk digital nih mas.. tapi agak bingung juga nanti cara pemasarannya, soalnya baru kepikiran di facebook doang, itu juga secara gratis.. produk digital agak beda sama produk biasa. Dan yang saya buat ini pasarnya adalah blogger. Saya mau jualan template.
Mungkin mas bikin posting selanjutnya tentang pemasaran produk digital? heheh
Terima kasih mas
Darmawan
Memang untuk artikel ini rada gak cocok sih untuk produk digital, soalnya saya tujukan untuk orang yang pengen jualan dari offline jadi online.
Untuk cara jualnya produk digital sudah dibahas sekilas di sini http://panduanim.com/panduan-bisnis-online/
Japra
Inspiring Arcticle,
Mas saya ada pertanyaan.
Apakah Point 3F,4A, 4B kira-kira bisa diterapkan dan cocok dengan usaha Produk Cemilan?
Atau untuk Bisnis Cemilan, cara apa sajakah yang cocok?
Thanks before Mas Darmawan.
Darmawan
Tergantung model jualannya seperti apa.
Kalau cuma jual cemilan satuan seperti di warung-warung, mungkin bakal berlebihan kalau pakai content marketing & email marketing.
Tapi ada model bisnis jual cemilan yang “beda”, seperti ini: https://japancrate.com/
Kalau seperti itu, sangat bisa pakai poin-poin yang mas sebutkan tadi.
—
Terlepas dari itu, untuk cari media mana yang cocok kita mesti coba-coba analisa sendiri. Sebagai penjual, pasti Mas Japra yang paling tahu soal pasarnya, bukan saya.
Saran saya pertama buat website dulu, lalu coba pakai Instagram atau/dan Facebook untuk cari pengunjung.
CustomerKlikBli
Sangat Mengispirasi dan menambah motifasi..
yang terpenting juga sabar dan tekun karna kebanyakan pengalaman dulu-dulu juga hehehe ingin cepat sukses tapi tidak sabaran walhasil satu atau 2 bulan juga off tuh..
belajar dari pengalaman dan ditambah motivator http://panduanim.com sabar dan tekunnya harus kaya batu..
terimakasih atas artikelnya ijin ane simpen ya…
Daniel
Untuk poin ke 4, tepat sasaran sekali Mas Darmawan.
Sepertinya yang Mas Darmawan sebutkan, itu perkembangan dari AIDA ( Attention, Interest, Desire & Action ).
Kalau yang saya perhatikan, memang kalau berbisnis harus lebih dari sekedar one time purchase.
Kalau tidak bisnis bisa mati.
Apalagi kalau di online, kompetisi juga ketat, kalau tidak ada retention bisnisnya ga bakal tahan lama.
Saya mau tambahkan sedikit tentang retention.
Setelah customer membeli, customer kita harus benar benar dirawat. Biasanya setelah membeli kita harus mandu mereka agar makai produk kita. Apa tujuannya? Kalau mereka pakai produk kita dan merasa sukses, maka si customer bakal mau beli produk / servis kita selanjutnya.
Misalnya: Anggap saya beli program yg namanya “Adushop” (cuma contoh), janjinya lebih bagus daripada “Photoshop”. Saya coba beberapa hari, ternyata banyak masalah, dan programnya ga enak dilihat. Akhirnya saya minta duit balik.
Si pebisnis Adushop ga bakal dapat customer retention. Bahkan ada yang membeli dan ga minta duit balik, mereka biasanya bakal bilang ke temen temennya yang lain untuk ga pernah direkomendasiin lagi. Jadi si Adushop sudah ga dapet customer baru, bisnisnya kacau.
Kalau misalnya kita bisnis jalan, seperti kata mas Darmawan tadi memang harus ada Customer Retention. Nanti kalau si customer udah puas, para pembaca Panduan IM bisa UPSELL & CROSSELL. Tujuannya supaya lebih dari sekedar one time purchase, yaitu retention.
Daripada susah cari customer baru, lebih gampang ngejual sama customer yang udah pernah beli 🙂
( Catatan: Pembaca Panduam IM nanti bisa riset sendiri di website Panduan IM atau website lainnya mengenai UPSELL & CROSSELL. )
icha
Selamat sore mas. Mau tanya, kalau untuk produk kesehatan (suplemen) yang harganya lumayan (pangsa pasar menengah ke atas lah), apakah cocok dipasarkan dengan internet marketing?
Mengingat untuk produk kesehatan tentunya orang tidak sekedar melihat bentuk/penampilan tapi mesti diedukasi tentang manfaat.
Efektifkah menggunakan IM mas?
Darmawan
Kalau pertanyaannya “Apakah produk X cocok dipasarkan di internet”, saya tidak bisa jawab karena saya sama sekali tidak tahu tentang produk yang dimaksud. Apalagi karena detailnya tidak jelas.
Tapi kalau pertanyaannya “Gimana cara mencari tahu apakah produk X cocok dipasarkan di internet”, jawabannya bisa coba keyword research http://panduanim.com/keyword-research/
arif
Makasih atas artikel yang jelas dan mudah difahami…
Kalo broadcast BBM/WA/Telegram yang didistribusikan adalah konten bermanfaat seperti tips dan artikel itu gimana mas? apa mengganggu konsumen juga kah?
Makasih…
Darmawan
Asalkan orang-orang yang kita broadcast sudah tahu bahwa mereka akan dapat konten. Karena biasanya ketiga app itu cuma untuk berkomunikasi, bukan untuk kirim-kiriman konten (meskipun bermanfaat).
pandurauf
terima kasih mas artikel nya, saya baru mau mulai buka toko online,
saya baru mau usaha jualan gamis / baju muslimah, itu juga masih dropship sistem nya.
baik nya gimana ya mas kalo dropshiper? saya sih baru rencana untuk memakai facebook ads, tapi kelemahan nya foto nya sudah jadi semua dan kurang berkualitas,
pertanyaan saya:
1. kalau saya bikin web sendiri , kira kira bagus ga ya mas kalo masih dropshiper?
2.untuk foto produk, karena kurang maksimal, apa saya harus kunjungi suplier nya dulu dan foto produk nya sendiri?
3. metode yang ampuh jika masih hanya dropshiper
terima kasih mas, besar harapan saya pertanyaan saya bisa di balas.
salam hangat,
pandurauf
Darmawan
Untuk nomor 1 dan 3, jangan anggap dropshipper itu “beda”. Sama aja, jualan barang dari supplier, cuman bedanya kita nggak perlu nyetok.
Masalah foto, baiknya supaya beda kita ambil foto sendiri. Pesan sampel dulu dari mereka.
hema
so great, terimakasih. saya sdh punya olshop sendiri tp blm ada pembeli,( baru sebulan dan blm sempurna).jd jualan di marketplace dulu. yg saya bingungkan bgmn sy beriklan di sosmed, kdg2 sy sendiri suka sebel dg postingan jualan yg terlalu sering. sy ga ingin jd spam. dgn membaca ini sy jd mengerti
dadan
sebuah pencerahan dalam berbisnis, saya baru aware pada poin kelima dan ke enam, kebanyakan orang sekarang targetnya bisa menjual dan stop disana, jadi dalam beberapa bulan atau tahu kedepan penjualannya makin turun, karena tidak meperhatikan kedua poin tadi. hari ini dan kedepan saya akan mencoba mengaplikasikan kedua poin yang belum saya terapkan di bisnis saya yang masih seumur jagung, sungguh artikel ini sangat bermanfaat, terima kasih mas salam semoga sukses terus